
Begitu cepat waktu berlalu, hingga aku telah tiba pada akhir malam di kota ini. Malam kian terasa larut dan dingin. Berpadu dengan kelelahan yang mengikat raga. Aku merenung dalam kesendirian. Menggugah rasa haru, rasa bahagia, rasa kecewa, kerinduan, kemarahan.... yang akhirnya membuat airmata menetes diam-diam.
Ketika renunganku tiba pada titik kehampaan, terlintas bayang seorang Sahabat di antara serpihan-2 yang menumpuk dilintasan pikiranku. Sesaat aku ingin menemuinya, namun kesadaran menghalangiku bahwa tiada mungkin tertata waktu untukku. Mengingat esok aku kan tinggalkan kota ini.
Aku semakin terdiam meringkuk menahan isak tangis.
Dan entahlah.... seolah tangan Tuhan telah mengirimkannya padaku. Tiba-tiba Tuhan menyediakan waktu itu untuk dapat mendengarkan petunjukNYA melalui Sahabatku.
Terimakasih Sahabat telah kau dengarkan kisahku. Pada awalnya aku takut untuk melangkah, tetapi kamu dengan bijak telah mengajariku tentang kefanaan. Dan taukah kamu Sahabat, rasa takut itu perlahan-lahan menguap, hati ini telah terbebas dari belenggu, berganti dengan keikhlasan yang dalam.
Kau serukan nasehat dengan kelembutanmu, hingga meruntuhkan tembok kemarahan yang selama ini kubangun.
Kau sematkan untaian kata diantara kediamanku,
..............................................""
Kau katakan....,
Teruslah berlari menyongsong mentari
Tak usah kau tengok terjalnya perjalanan
Rasakan kelembutan awan yang sanggup membuatmu tersenyum
Letakkan damai dihatimu
Resapkan bahagia yang tulus
Hingga bahagia ada disetiap helaan nafasmu
Karena hatimu adalah milikNYA
Tak usah kau resahkan dimana ujung perjalanan ini
Karena keikhlasan akan mengantarkan pada cahayaNYA
..................................."""
Terimakasih telah membimbingku menjadi lebih baik.
Terimakasih sahabat..., semoga Allah akan memberikan limpahan Rahmat dan Keberkahan pada perjalananmu di dunia dan akhirat. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar